Minggu, 24 Desember 2017

Memudar

Sekilas, terbayang lagi. Hal yang dulu pernah kualami. Bodohnya, aku masih tetap terdiam. Berusaha berontak dengan dua kubu perasaan. Kalau ditanya, siapa aku dan apa hakku? Maka aku tak mampu jua menjawab hal yang demikian. Karenanya, aku lebih baik diam. Mencoba percaya. Mencoba acuh pada keadaan. Kuakui rasa itu bisa saja memudar. Teralihkan oleh butiran mutiara lain yang bersinar. Tapi, apalah arti hati yang terlalu terluka untuk menggugat. Bahwa bayangan yang lalu adalah pelajaran. Sudahlah... bila memang terjadi kembali, memang jauh aku dari kepantasan. Lelah aku dalam mempercayakan. Dan harus aku akhiri dengan kata sekian.

Sabtu, 20 Mei 2017

gudeg rasa apel

Sedikit banyak ku tahu tentangmu. Tapi bukan darimu. Ya, sahabatmu yang berkisah tentangmu. Siapa dirimu dan di mana kamu berada saat ini. Beberapa bagian karirmu, yang cukup menarik. Yaa... karir. Mengingat sudah lama dirimu menjajaki dunia pencarian rezeki. Yang pastinya lebih awal dariku. Hehehe.

Sempat jeda aku dalam menjalin komunikasi jarak jauh. Ya, mungkin karena aku cukup mudah berhenti ketika kompetitor terasa lebih menjanjikan atau lawan bicara kurang responsif.

Pada suatu waktu, komunikasi kita cukup intens. Terkadang kita bercakap dengan suara dalam jarak yang jauh pula. Hingga akhirnya, kita sepakat untuk bertemu. Dan, buatku pertemuan itu sangat berkesan. Aku senang dengan tanggapanmu. Caramu bercerita. Kemauanmu tuk mendengar. Dan topik pembicaraan yang selalu ada. Ya, aku kembali merasakan hal yang lain.

Kamu, gudeg rasa apel

Senin, 24 April 2017

Delusi

Mungkin aku terlalu perasa. Merisaukan hal yang sebenarnya tak perlu untuk diurusi. Apa urusannya aku dengan masa lalumu. Yang pernah bahagia dengan orang lain. Kenapa harus panas rasa di dadaku saat mantan-mantanmu itu orang yang hebat. Atau fotomu berdua dengannya yang membuat perih di dada. Sebuah fakta bahwa kalian pernah memimpikan masa depan bersama, mengabiskan waktu berdua, saling bercerita hingga waktu tak terduga. Namun apa hakku untuk mempermasalahkan itu. Memikirkan saja harusnya sudah tidak perlu aku lakukan. 

Sial! Sungguh sial karena mereka yang pernah mengisi hatimu sungguh orang-orang yang hebat. Siapa mereka? Perawat? Atau dokter kah? Oh, iya. si anu itu yang sama jurusan dengan kuliahku. Yang hanya butuh kurang dari 5 tahun untuk lulus. Jenius. Eh, tidak juga. Padahal yang terjadi jelas. Aku bukan siapa-siapa bagimu. Lantas apa urusanku dengan semua itu? Kenapa otak ini sedikit meleset untuk memikirkan hal yang aku sendiri tidak pernah terlibat. Atau hati ini yang mau nekat untuk terlibat? Hey, kalian. Akurlah! Kenyataannya aku hanyalah seorang buruh, seorang yang hampir di DO di kampus, berlabel veteran oleh dosen-dosen, dan untungnya juga tidak tampan. Bonusnya pendek. 

Seharusnya tak perlu kucari tahu tentang seorang apalagi tentangmu. Yang aku sendiri ragu atas kesanggupanmu untuh merengkuhmu. Ya, aku ragu. Bukan karena aku orang yang mudah menyerah. Tapi, dalam rasioku yang cukup penuh perhitungan, dapat mengenalmu itu sudah termasuk keajaiban sendiri. Bertemu denganmu untuk kali pertama, juga anugrah. Lalu apa? Ya! kau cantik. Itu fakta. Bodoh kalau aku tak tertarik padamu. Bohong kalau aku tak mau lagi bertemu denganmu. Aku ingin, mengenalmu lebih dalam. Mendengar semua lebihmu, kurangmu, dari mulutmu sendiri. Dan, aku kan ceritakan pula kekuranganku. Dan berharap kau akan tinggal, lalu bersama kita mencoba memperbaiki kehidupan, menyusunnya, dan menciptakan kisah baru di atas kenangan dan masa lalu yang sudah terjadi namun masih membuntuti. Bila kau pergi sekalipun, itu hakmu. Ya... bukan wewenangku untuk menahan atau memaksamu tinggal. Aku, mencemburui seorang yang tak memiliki rasa padaku.

Faktanya...
Aku, bukan siapa siapa


Curug, April hari ke-24




Sabtu, 15 April 2017

Di sudut Teh tarik Cak E

Aku, cukup senang dengan malam ini. Yah, walau sejenak tapi tak mengapa. Toh kita belum saling mengenal banyak. Ya, aku cukup terkesan masih ada yg mau dengan yang ber roda dua. Dan bukan sport fairing juga. Hahahaha. Cukup ingin tahu dengan segala yg kau lalui. Ya. Aku berharap ini berlanjut. Tapi apapun reaksimu aku tetap menghargai semua keputusanmu. Dan tetap sama. Malam ini terasa berbeda. Dengan beberapa tetes hujan dan satu cangkir teh tarik yang terasa lebih nikmat dari sebelumnya. Karena ada kamu. Mungkin.... 😊

Kota Gadis
15 April 2017

Rabu, 05 April 2017

Habis

Seandainya...
Kau cukup sabar untuk menanti
Melihat sekitarmu terlebih dulu
Menerawang masa depanmu dahulu
Yang terbawa angan
Terbentuk oleh fantasi
Tercipa dalam realita

Ya...
Mungkin saja terjadi
Kisah lain yang melibatkan rasa
Atau bisikan hati yang lirih
Membelokkan kenangan-kenangan
Menjadi apa yang kau mau

Mungkinkah???
Ah tidak...
Kepalaku lain dari kepalamu
Begitu pula pikiranmu
Yang 1000 tahun lebih maju dariku
Apalah aku
Yang terlambat dalam gelarku
Dan terasing dalam karirku

Jumat, 17 Maret 2017

Kisah Pejuang yang Lain

Kali ini aku mungkin menjadi saksi kembali. Sebuah perjuangan dan pemantasan diri dari yang terbaik. Suatu usaha yang dilakukan tuk menjadikannya pantas denganmu. Hingga mereka mampu merelakanmu untuk ia bimbing. Dan aku hanyalah penonton dari sisi yang lain. Menjadi saksi atas perjuangan dan usaha yang nyata.

Hey kau! Aku beritahukan bahwa aku pernah melihat sebelumnya. Beritahukan pada dia. Bahwa menyerah bukanlah opsi untuknya.  Bukankah kau juga menginginkannya? Iya kan? Semangati ia. Dukung dia. Dan... jangan lupa kerjakan thesis mu. Kejar gelar Master-mu. Hahahha.

Bertambah lagi seseorang di daftar doaku selepas menjalankan kewajibanku. Oh, bukan. Dua orang. Sepasang. Ya... kalian.
Bukan itu. Aku bukan orang yang mudah mengalah. Aku hanya kalah dalam banyak hal. Tentunya...

Yap..itu saja menurutku. Lagipula sebentar lagi kita berpisah bukan? Ya. Aku bahagia karena dengan melepas kesempatanku, itulah jalan bahagiamu.

Semangat ;)

Maret hari ke-17
Tahun 2017

Kamis, 09 Februari 2017

Renungan membebaskanmu

Kau mungkin melakukannya tidak hanya sekali
Kau berkali kali mencoba mengusirku
Entah yang kamu katakan benar
Ataukah....

Ah sudahlah
Lagipula kau sudah bahagia kan?
Atau setidaknya mulai bahagia
Kau dikelilingi orang orang yang hebat
Berada diantara orang yang baik
Dan yang terpenting
Seseorang memberimu kesempatan
Dalam berkarir
Yang aku tak mungkin mampu melakukan itu

Semoga apa yang kau cita citakan terwujud
Membahagiakan orang yang kamu sayangi
Melihat senyum sempurna darinya
Dan tetaplah menjadi kebangganku
Atas kisahmu yang tak terlukiskan

Kau...
Terbanglah
Seperti merpati yang bebas
Dari belenggu sangkar dan rantai

Kamis, 19 Januari 2017

Batasan

Tetap terbatas. Hanya dalam batas pandangku. Menari di atas anganku. Rasa dan keinginan. Tiada mungkin selalu sejalan.

Cukup...
Cukup kataku. Di dalam batas sadar.
Bukan sekedar metafora
Hal yang tercipta dalam fatamorgana
Sadarkan jiwa dan asa
Bahwa langitpun tergenggam oleh yang lain
Rindukan purnama walau jelas mega mendung menghalangi

Kau mau apa?
Kau merindukan siapa?
Kau tau apa soal cinta?

Cukup...
Daripada berdarah darah karena memarut isi hatimu sendiri
Mencabik cabik benda imajiner bernama perasaan
Menghiaskan lara dalan hela nafas yang tertekan

Sudah...
Saya sudah lelah...
Tolong hentikan

Terima kasih

Cililitan
20 Januari 2017

Sabtu, 14 Januari 2017

Senja

Senjaku...
Merah jingga
Menghiasi cakrawala
Seolah menutup lembaran hari
Berganti dengan malam yang sunyi

Senjaku...
Tenang tak bersuara
Hiasi langit ibukota
Di atas para manusia yang berlari
Menuju peraduan bersama anak istri

Senjaku...
Kisahmu istimewa
Akhirmu bahagia
Biar saja ku menyimpan rindu dalam hati
Karna esok takkan ku lihat kau kembali

Senjaku...

Senjaku...
Kini menjadi matahari untuknya