Sabtu, 23 Juli 2016

Jangan ngeyel

Sudah dibilang berkali kali hape saya itu hape jadul. Nekat diinstal smule. Mau kamu paksa kaya gimana juga ga bisa. Kalau mau nyanyi bareng lagi ntar deh nyanyi bareng di kawinan orang. Nunggu undangan. Enak toh. Udah ga bayar, jadi penyanyi dadakan.

Rabu, 06 Juli 2016

Hepi part 4

Kebahagiaan itu, bisa dirasakan dalan setiap fase kehidupan. Dalam artian bahagia dapat dilihat dari setiap sudut pandang. Misalnya saja, fokus pada apa yang Allah beri untuk kita. Tidak untuk iri dengan yang orang lain miliki. Makanan misalnya. Lauk di rumah yang khas masakan rumahan sederhana, patut disyukuri. Tidak perlu iri dengan yang bisa makan steak daging tiap jam makan. Ataupun iri yang makan ala budaya barat komplet dengan appetizer, main dish, sampai desert. Tempe goreng plus sambel korek pun sama kok nikmat rasanya. Toh kalau sudah keluar juga bentuknya sama :p

Kebahagiaan juga bisa ada saat kita berhasil memperjuangkan apa yang kita impian. Katakanlah atlit yang berhasil memecahkan rekor. Bohong kalau tidak bahagia. Atau anak SD yang mendapat nilai 100 dalam ujian. Tentunya bahagia yang mereka rasakan karena perjuangan yang dilakukan dan atas Ridho Allah tentunya :D

Bahagia juga tak selalu harus yang didapatkan. Orang tua yang melihat anaknya berhasil dan sukses juga dapat merasakan kebahagiaan juga. Padahal anaknya yang sukses. Tapi orang tuanya ikut bahagia. Bisa juga seorang guru yang melihat anak didiknya bisa melampaui dirinya  (Guru yang saya maksud di sini adalah profesi, bukan kerjaan. Karena yang kerjanya guru belum tentu seorang guru). Bisa juga....
Bahagia atas orang lain yang jauh di sana. Yang memang sudah bahagia bersama yang lain. Begitulah. Harusnya memang ketika orang yang kita sayangi bahagia, kita juga ikut bahagia. Karena esensi kasih sayang adalah tentang kebahagiaan bukan? Ya. Dan doakan juga yang baik-baik :')

Dalam kebahagiaan seharusnya satu paket dengan rasa syukur. Tapi, ya kadang manusia lupa untuk bersyukur saat bahagia. Mungkin juga ada tahap di kehidupan dimana "shit happen" muncul sebagai penyentil ritme hidup. Karena seringnya yang Maha Pemberi hanya diingat kala musibah terjadi.

Pada akhirnya, bahagia bisa dilihat dari sudut pandang saat kita mensyukuri apa yang kita dapat. Bahagia bisa didapatkan dengan memperjuangkan sesuatu yang kita impikan. Dan juga, bahagia juga bisa kita pilih, saat yang kita mengerti bahwa yang kita harapkan bahagia memang sudah bahagia walau bersama yang lain :)

Kesimpulannya, yang terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi tiap tahap kehidupan ini. Jadi, jangan lupa bahagia ya.

Madiun, 19 Juli 2016.


Senin, 04 Juli 2016

Hepi part 3

Lagi lagi sama. Aku bukan pemain inti memang. Namun masih adanya tegur sapa buatku cukup menggembirakan. Walau sering juga pembicaraan yang dimulai kadang menggantung. Tidak ada akhirnya. Dan berhenti begitu saja. Awalnya, aku sedikit sedih. Apa maksudmu dengan semua itu. Untungnya aku belum pikun walau rambutku sebagian banyak tlah memutih. Ya itu, aku bukan pemeran utama. Wajar kalau kau berpaling ke pemain cadangan saat jagoanmu tidak bisa tampil. Intinya, jangan lupa diri deh. Karena bercakap denganmu itu sudah kebahagiaan tersendiri. Ya, benar. Saya sedang hepi :)

Jumat, 01 Juli 2016

Hepi part 2

Saya cukup mengerti apa makna kehati hatian. Saya juga paham apa yang menjadikan suatu topik menjadi pembicaraan. Mungkin di suatu sisi saya melihat sedikit kegundahan yang ada dalam menatap masa depan. Tapi kamu berangsur-angsur mulai tidak menghawatirkannya. Karena setiap perjalanan akan memiliki akhir. Apapun itu akhirnya. Antara nasib dan takdir, antara mendoakan atau disebut dalam doa seorang yang lain. Terima kasih pula untuk ucapan terima kasihnya. Singkat, sedikit, namun membahagiakan saya. Tak perlu kamu minta, kamu sudah ada dalam doa seusai sholatku. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik. Baik untukmu dan baik untukku. Alhamdulillah. Saya bahagia :D