Kamis, 26 November 2015

Prologue

Berawal dari sikap yang masa bodoh. Aku merasa sudah di atas angin. Takkan lepas ikatan walau aku tak cukup kuat dengan tambang yang amat tipis. Namun, aku salah dalam menerka. Yang aku lakukan hanya simpul belaka. Yang amat mudah teurai hanya dengan sentuhan jari dan ucapan manis serta keadaan yang menjadikan ia selalu ada dalam segala yang ia rasa.

Ya, aku yang salah. Tak begitu kuat mengikat. Tak begitu kencang dalam membuat ikatan. Kupikir takkan lepas dan tak perlu kukejar dalam tempo ini. Walaupun yang tlah lalu memiliki sedikit rasa manis yang akan ada di benakku. Aku tak mengejar apa yang seharusnya kudapatkan dengan bersusah payah. Terlalu sombong diri ini hingga cerminpun muak atas senyum meremehkanku.

Kini, bukan di sana aku ada lagi. Telah terisi dengan kisah yang baru. Yang terlepas saat yang lain meraihnya dengan sungguh sungguh. Aku memang belum atau memang tak berhak dalam hubungan dua arah ini.

Entahlah... apakah harus kukejar lagi dengan tersakit sakit, atau haruskah kurelakan dimana ia seharusnya berada. Berlian kehidupanku....

Senin, 02 November 2015

Introlude

Cinta itu meyakinkan
Sejuk, dan menghunus nurani
Berdarah darah dalam cinta
Kita mengerti tentang keselarasan
Tapi kehidupan punya kisah sendiri

Senin, 14 September 2015

Celoteh sang pendosa

Hidup itu penuh teka teki. Saling menebak satu sama lain. Hidup juga berarti menunggu. Karena semua orang menunggu. Menunggu saat yang tepat untuk melakukan suatu hal. Sayangnya tak semua hal tepat pada waktunya. Tak semua impian bisa dicapai. Bukan karena Tuhan yang jahat oada kita. Tapi karena hanya Ia yang tahu waktu yang tepat dalam arti sebenarnya.

Sewindu kadang tak terasa dalam hitungan tahun yang disibukkan oleh rutinitas. Keseharian yang penuh dengan kegiatan ini dan itu. Hingga kadang terlupa satu hal yang memang tidak terlalu penting. Namun berkesan di suatu hari. Dan waktu pun berlalu dengan cepatnya. Hingga, pada suatu saat yang lama, yang setia, akan terganti dengan yang baru, yang sebentar namun selalu ada.

Bila bangunan adalah estetika, maka hidup adalah dinamika. Bila semua berjalan semakin jauh, pada akhirnya akan menjadi kenangan di suatu senja. Dalam acara minum teh saat di hari tua.

Senin, 10 Agustus 2015

Sunyi

Saat langkahmu yang tak terdengar
Pelan, walau bukan berarti tak bersuara
Suara itu juga tak mampu aku dengar
Dalam radius batas imajinasi
Karena pada dasarnya...
Kita tak saling tahu
Bisa jadi aku tertarik padamu
Yang kamu tak pernah tahu
Hanya mataku dua yang mencarimu
Atau sekedar bayanganku yang mencoba berangan akan sebuah percakapan
Kini... langkahmu yang tak terdengar semakin sulit kucari
Bukan untuk membuatmu melihatku
Bila "halo" atau "hai" mampu membuka semua kemungkinan,
Aku memilih untuk menutup kesempatan akan kemungkinan itu

-RA-
Agustus, hari ke 11 tahun 2015
Kurang dari sebulan sebelum melangkah pergi

Kamis, 02 Juli 2015

Menuju serius part III

Dan akhirnya...
Segalanya menjadi sangat serius. Setelah semua hal yang membuat kehidupan tidak begitu serius, akhirnya kini bisa fokus untuk serius.

Serius... apa itu?
Serius sendiri yang dimaksud di sini bukanlah suatu grup band. Tapi lebih kepada sikap akan keadaan sekitar. Ya, benar bila segalanya sudah sangat amat serius. Paling tidak, dealine ada di depan mata. Parahnya ini sudah bukan deadline lagi. Tapi merupakan injury time atau losstime dalam istilah sepak bola.

Setelah semua dilewati, maka tipikal inilah diriku. Seorang yang hanya bisa serius apabila dalam keadaan terdesak. Terdesak karena keadaan adalah hal yang lumrah. Yang salah adalah terdesak akibat kesalahan sendiri.

Itu saja sudah...
Postingan kali ini tidak lucu.
Begitu pula sebelumnya.

Asudahlah :)

Selasa, 09 Juni 2015

Memori gadis sungai udang

Masa yang indah adalah masa yang menyenangkan. Dalam keseharian kenangan tentang masa yang penuh kenangan meninggalkan bekas-bekas rasa yang terpaku. Dalam kesakitanpun, bahagia adalah perasaan yang wajar. Dalam masaku, ada masa tentangku denganmu.

Masa lalu, adalah masa tentang hal yang telah terjadi. Terjadi dan berlalu namun tetap memiliki cerita. Kisah yang bukan dongeng atau fiksi. Melainkan rangkaian masa manusia dalam fase kehidupan.

Cinta, kasih sayang, nafsu, dan rasa tentram. Berkecamuk dalam sukma yang menggelora. Raga yang biasa tiada perkasa, menjadi siap guncangkan dunia.

Kisahku, salah satunya adalah kisahmu juga. Yang kita lalui bersama dalam waktu yang tiada singkat. Yang tergoreskan relief akan perjalanan muda mudi dalam memaknai kehidupan. Romansa masa muda yang bergejolak tanpa sandiwara.

Kamis, 28 Mei 2015

Masih kamu

Hai kamu yang tak mengenalku
Yang selalu kurindu rangkaian katamu
Kau dan aku pernah mengalami hal yang sama
Dengan nasib yang berbeda
Ketika sekelilingmu mendekat padamu
Sedangku jauh dalam perebutan dan perbincangan

Hai kamu yang kukenal lewat kata-kata
Yang kukagumi meski hanya dalam sendiriku
Kau dan aku pernah bercakap bersama
Dengan identitas yang buatmu bertanya
Ketika kau kira aku adalah yang gundahkan hatimu
Yang nyatanya aku bukanlah seorang yang kau mau

Hai kamu ....
Iyaa...
Kamuu.....

Semangat!!!
:)

R.A.

Rabu, 25 Maret 2015

Pagi berbintang

Hari ini, pagi jam 4 lebih sepuluh. Sepulang dari warung burjo, suasana terasa berbeda. Sunyi yang menenangkan. Setelah berkutat dengan revisi yang bikin mabuk angka, dan makan nasi telur dicampur endomi rendang sambil menikmati udara pagi. Awan jarang terlihat. Dan malam ini terasa lebih indah pemandangan di langit. Entah karena tiga buah lampu di kos padam atau memang langit sedang berseri. Bintang tak malu lagi bersinar bergerumul seperti sedang mendiskusikan sesuatu. Ya, sangat indah. Ah... sudahlah. Memang Maha Besar Allah atas segala ciptaaNya.

Senin, 23 Maret 2015

Benih asmara

Benih asmara

Tumbuh mengembang bukan waktunya
Kala dua sejoli tanpa ikatan resmi berdua
Terhanyut dalam suasana yang mereka bilang cinta
Saling bercumbu mengumbar senyum dan tawa
Hingga tak sadar dan membuat terlena
Awalnya hanya bercanda sambil meraba
Hingga puncaknya saling memeluk tanpa busana
Tanpa dosa penikmat larangan makin gembira
Tanpa sadar semua resiko pastilah ada
Hingga kini hanya sesal yang membalut di dada
Pabila kelak si wanita berbadan dua
Tanpa ikatan cinta dari sang kuasa

Atas nama cinta

Semarang, Maret tanggal ke 24 tahun 2015